Bisnis.com, JAKARTA - Sempat melemah di jeda siang hingga jelang penutupan, indeks harga saham gabungan akhirnya ditutup menguat 0,21% atau 9,47 poin ke level 4.624,63.
IHSG dibuka menguat 0,11% atau 4,9 poin ke level 4.620,15 pada perdagangan Senin (1/2/2016).
Indeks menguat untuk hari ketujuh.
Pergerakan ini sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia dan global yang bergerak positif pagi ini.
Pasar saham merespons data indeks manufaktur China, inflasi RI, dan kebijakan bank sentral Jepang yang memangkas BoJ Rate.
Sempat melemah di jeda siang hingga jelang penutupan, IHSG akhirnya ditutup menguat 0,21% atau 9,47 poin ke level 4.624,63.
Mengawali perdagangan sesi II, IHSG masih melemah 0,5% atau 23,25 poin ke level 4.591,92.
Indeks sempat dibuka menguat di awal perdagangan, tetapi berbalik melemah hingga saat ini.
Investor tampaknya mulai merealisasikan keuntungan dengan melakukan aksi profit taking melihat indeks dalam enam hari berturut-turut telah menguat tajam 4,48%.
William Surya wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities, mengatakan indeks terlihat bergerak konsolidatif, pasca kenaikan beruntun dalam beberapa hari belakangan.
Namun, dia menyarankan selama indeks tidak menembus level support di 4.502, investor dapat memanfaatkan untuk mengakumulasi pembelian.
"Jika terjadi koreksi sehat selama tidak menembus support level maka dapat dilakukan aksi akumulasi beli," paparnya dalam riset.
Jakarta Islamic Index (JII) turun 0,83% atau 5,11 poin ke level 607,64 di jeda siang. Pelemahan terjadi seiring dengan tertekannya 16 saham dari 30 saham yang diperdagangkan.
Indeks syariah bergerak antara level 607,35—6613,23 di sesi I setelah dibuka naik 0,08%.
Pergerakan ini juga sejalan dengan pelemahan IHSG pada sesi I
IHSG terkoreksi 0,58% di akhir sesi I, melemah 26,96 poin ke level 4.588,21.
IHSG semakin melemah tinggalkan level 4.600. Menjelang berakhirnya sesi I, IHSG tercatat turun 0,38% atau 17,46 poin ke level 4.597,69.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai indeks terlihat masih bergerak konsolidatif pasca kenaikan beruntun dalam beberapa hari belakangan.
Namun dia melihat indeks masih berpotensi menguat ditopang oleh data ekonomi Indonesia yang diprediksi stabil.
Pada pukul 11.00 WIB, BPS juga dijadwalkan akan merilis sejumlah data ekonomi salah satunya terkait pergerakan inflasi Januari 2016.
Dalam sejam pertama perdagangan hari ini, IHSG berbalik melemah 0,04% atau 2,07 poin ke level 4.613,09. Indeks terpantau mulai melemah sejak pukul 09.30 WIB.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,11% atau 4,9 poin ke level 4.620,15 pada perdagangan Senin (1/2/2016).
Indeks menguat untuk hari ketujuh.
Pergerakan ini sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia dan global yang bergerak positif pagi ini.
Dari dalam negeri, data inflasi Januari 2016 ditunggu investor. Adapun BPS akan merilis sejumlah data ekonomi Indonesia pada pukul 11.00 WIB.
Optimisme pelaku pasar terhadap kebijakan bank sentral di seluruh dunia untuk menopang pertumbuhan pasar keuangan mendorong bursa Asia melanjutkan penguatannya pada hari ini.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% ke level 121,82 pada perdagangan Senin (1/2/2016) pukul 07.05 WIB. Bursa Asia menguat untuk hari keempat.
Indeks Jepang menguat 1,2%, indeks Korea Selatan Kospi naik 0,2%, indeks Australia S&P/ASX 200 menguat 0,9%, indeks Selandia Baru menguat 0,4%.
European Central Bank mengindikasikan untuk menambah stimulusnya paling cepat pada Maret yang diikuti oleh Federal Reserve yang mempertahankan suku bunganya. BoJ juga memberi kejutan dalam pemberian stimulusnya dengan menerapkan suku bunga negatif.
Pada pagi ini, pukul 11.00 WIB, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan sejumlah data ekonomi Indonesia, salah satunya perkembangan Indeks Harga Konsumen/inflasi Januari 2016. Bank Indonesia memproyeksikan inflasi Januari akan berada pada kisaran 0,7% ditopang oleh penurunan harga BBM.
Data inflasi akan menjadi salah satu sentimen yang ditunggu pasar dan menjadi faktor penggerak IHSG hari ini.
Selain itu, sejumlah sentimen datang dari penguatan bursa AS dan Eropa pada akhir pekan lalu didorong oleh langka Bank of Japan yang menerapkan suku bunga negatif sebagai stimulus moneternya.
Harga minyak WTI dan Brent juga mempertahankan reli di minggu kedua. WTI berakhir naik 1,2% ke harga US33,62 per barel pada Jumat, sedangkan Brent ditutup naik 3,42% ke US$35,99 per barel dipicu spekulasi pembicaraan pemangkasan produksi antara Rusia dengan OPEC.
Bursa global menguat setelah Bank of Japan mengumumkan rencananya untuk menerapkan suku bunga negatif mulai pertengahan Februari.
Hal itu ditetapkan sebagai langkah stimulus moneter bagi perekonomian negaranya.
Adapun pada akhir pekan lalu bursa AS dan Eropa ditutup menguat tajam dengan STOXX 600 ditutup menguat 2,2%, Dow Jones naik 2,47%, sedangkan S&P 500 naik 2,48%.