Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Farmasi: KAEF Pacu Pendapatan Apotek

PT Kimia Farma Persero Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan dari anak usahanya yaitu PT Kimia Farma Apotek mencapai 26% dari raihan tahun lalu yang hampir menembus Rp3 triliun.
Konsumen melakukan transaksi di salah satu apotek Kimia Farma. /Bisnis.com
Konsumen melakukan transaksi di salah satu apotek Kimia Farma. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—PT Kimia Farma Persero Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan dari anak usahanya yaitu PT Kimia Farma Apotek mencapai 26% dari raihan tahun lalu yang hampir menembus Rp3 triliun.

Menurut Imam Fathorrahman, Direktur Utama Kimia Farma Apotek, target tersebut dibidik seiring dengan penambahan 135 apotek baru dan 50 klinik anyar di seluruh Indonesia.

Hingga akhir tahun lalu, emiten farmasi berkode saham KAEF itu disokong oleh 725 apotek, 315 klinik dan 43 laboratorium klinik yang tersebar di seluruh Indonesia

Untuk mendanai penambahan jaringan tersebut, KAEF berinvestasi Rp200 miliar. Dana itu menurutnya sebagian besar berasal dari kas perusahaan dan sebagian kecilnya yaitu di bawah 10% dari pinjaman bank.

“Penjualan yang diharapkan tumbuh itu diperoleh 50% dari layanan dan 50% dari penjualan obat. Sedangkan investasi hingga Rp200 miliar itu termasuk laboratorium klinik dan optik,” katanya, Kamis (28/1/2016).

Penambahan apotek tersebut menurutnya termasuk enam outlet yang sudah terkategori one stop healthcare solution (OSHcS) dengan layanan kesehatan terintegrasi untuk meraih pasar di kelas yang lebih mature. Tahun lalu, dari 725 apotek yang dimiliki KAEF, yang menjadi OSHcS hanya 10 outlet.

Imam merinci satu apotek bisa menelan investasi hingga Rp1 miliar, sedangkan pendirian satu apotek OSHcS membutuhkan dana hingga Rp7 miliar. Adapun, investasi bagi satu klinik hanya sekitar Rp200 juta.

Untuk sektor apotek, pihaknya mengklaim saat ini menguasai sekitar 26% pangsa pasar. Ke depan KAEF menargetkan menambah apotek hingga berjumlah total 1.000 outlet untuk menguasai 30% pangsa pasar.

“Target 1.000 apotek itu 2019, tapi saya rasa akan lebih cepat direalisasikan mungkin 2018 sudah bisa,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Pihaknya pun akan memperluas penetrasi pasar di kelas menengah ke atas dengan membuat apotek di mal. Tahun ini KAEF akan membuka minimal dua apotek di dalam mal di Jakarta dengan investasi hingga Rp1,6 miliar per tahun untuk satu apotek.

Rusdi pun memaparkan, untuk meningkatkan pendapatan tahun ini, pihaknya akan lebih gencar membidik BPJS. Dia mencontohkan, tahun lalu pihaknya menyerap sekitar Rp250 miliar dana BPJS bagi pasien rujuk balik dari total sekitar Rp1,9 triliun. Tahun ini KAEF mengincar hingga Rp500 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper