Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peringkat Utang ENRG & INDY Lampu Kuning, Ini Kata Analis

Moodys Investor Services melakukan review untuk menurunkan peringkat utang dua emiten minyak dan gas, yakni PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Indika Energy Tbk. (INDY). Apa komentar analis?
Salah satu perusahaan tambang itu adalah PT Indika Energy Tbk. (INDY), dan anak usahanya./Asiabusinessinfo
Salah satu perusahaan tambang itu adalah PT Indika Energy Tbk. (INDY), dan anak usahanya./Asiabusinessinfo

Bisnis.com, JAKARTA—Moody’s Investor Services melakukan review untuk menurunkan peringkat utang dua emiten minyak dan gas, yakni PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Indika Energy Tbk. (INDY). Apa  komentar analis?

Analis LBP Entreprises Lucky Bayu Purnomo secara terpisah menjelaskan penurunan peringkat ENRG yang dilakukan oleh Moody's adalah tindakan yang wajar. Pasalnya, fundamental perusahaan ENRG dinilai tidak menarik dan harus dihindari oleh investor.

"Kalau INDY, dari fundamental itu tidak memiliki fundamental yang solid. INDY tidak sama dengan ENRG karena ENRG memiliki sentimen Grup Bakrie yang kental. INDY itu perusahaan energi yang banyak memiliki diversifikasi," katanya kepada Bisnis.com, Senin (25/1/2016).

Dia menilai, INDY terlalu banyak sektor yang digarap, misalnya power plant, batu bara, pengeboran minyak, transportasi, pertambangan, hingga perusahaan listrik. Diversifikasi dinilai bagus untuk kinerja jangka panjang, tetapi tidak untuk jangka pendek dan menengah.

Menurutnya, INDY memiliki lini bisnis utama, yakni pertambangan. Namun, manajemen INDY tidak memiliki karakter dalam melakukan kegiatan usaha sehingga dengan mudah Moody's menurunkan peringkat utang Indika.

"Kalau harga minyak, seluruh perusahaan energi melemah, misal Medco Energi International, Indo Tambang Raya Megah, Bukit Asam, Elnusa, AKR Corporindo, ABM Investama, itu perusahaan yang seluruhnya tertekan karena harga minyak. Tapi, hanya INDY dan ENRG saja yang terkena, padahal semua kena. Hanya saja, kedua emiten ini cukup tertekan besar karena ada aspek lainnya," jelasnya.

Anjloknya harga minyak mentah dunia ke level US$30 per barel mencerminkan koreksi 38,5% year-on-year atau ambrol 72% sejak 2014, membuat utang dua emiten minyak dan gas 'lampu kuning'. 

Vice President and Senior Analyst Moody's Investor Service Singapore Pte. Ltd., Brian Grieser, menuturkan tujuh perusahaan eksplorasi dan produksi Migas di Asia Selatan dan Asia Tenggara dalam kajian potensi penurunan peringkat utang.

Dua di antara tujuh perusahaan tersebut adalah PT Pertamina (Persero) dan PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG). Peringkat utang jangka panjang ENRG berada pada B2 dan Pertamina pada Baa3.

Pada riset berbeda, Moody’s juga memasukkan peringkat tiga perusahaan tambang di Asia Selatan dan Asia Tenggara ke dalam kajian potensi penurunan peringkat utang. Salah satu perusahaan tambang itu adalah PT Indika Energy Tbk. (INDY), dan anak usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper