Bisnis.com, KUALA LUMPUR--Perusahaan minyak dan gas milik pemerintah Malaysia, Petronas memotong pengeluaran US$11,4 miliar.
Seperti dikutip dari MarketWatch, Rabu (20/1/2016), Petronas memangkas belanja modal dan belanja operasi untuk 4 tahun ke depan sebanyak US$11,4 miliar.
Keputusan itu dibuat saat harga minyak merosot dan membuat banyak perusahaan migas global terpukul.
Apalagi, minyak jenis Brent pernah menyentuh angka US$28 per barel pada Jumat (15/1).
Hal itu juga akan berdampak terhadap berkurangnya keuntungan dan pendapatan Petronas.
Petronas merupakan badan usaha milik negara dengan sumbangan pendapatan terbesar proporsinya yaitu sepertiga dalam anggaran pemerintah.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelumnya menetapkan harga minyak Brent yaitu US$48 dalam anggaran.
Adapun, merosotnya harga minyak di angka terdalam pada tiga bulan terakhir akan dijadikan dasar revisi anggaran belanja negara.
Malaysia adalah negara di Asia Tenggara kedua terbesar yang memproduksi minyak, gas alam dan eksportir gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) kedua terbesar di dunia.
Mengutip laporan WoodMac, melorotnya harga minyak sejak 12 tahun terakhir menyebabkan investasi sektor migas dunia senilai US$380 miliar dibatalkan atau ditunda sejak 2014.
WoodMac juga melaporkan 68 proyek ditunda pada 2015, yang memiliki nilai tambahan 27 miliar barel minyak dan gas atau setara dengan penundaan produksi migas sebesar 2,9 juta barel per hari hingga 10 tahun lagi.