Bisnis.com, JAKARTA—Saham-saham di bursa Amerika Serikat merosot tajam pada akhir pekan. Indeks Standard & Poor’s 500 jatuh ke level terendah sejak akhir Agustus.
Indeks S&P 500 merosot 2,16% pada Jumat (15/1/2016) ke level 1.880,33 atau level paling rendah dalam 5 bulan, sedangkan indeks Dow Jones jatuh 2,39% ke level 15.988,08.
Kecemasan investor atas indikator perekonomian AS yang negatif dan harga minyak yang terus merosot mendorong kenaikan volume perdagangan di AS, apalagi menjelang libur Hari Martin Luther King Jr. pada Senin. Volume perdagangan di bursa-bursa AS pada Jumat tercatat 46% lebih tinggi dari rata-rata 3 bulan.
Minyak WTI yang diperdagangkan di bursa komoditas New York merosot 5,71% ke harga US$29,42 per barel pada Jumat, sedangkan Brent di London jatuh 6,28% ke harga US$28,94/barel.
Penjualan ritel di AS turun 0,1% pada Desember dan merosot 2,1 sepanjang 2015 menandakan pertumbuhan penjualan terburuk sejak krisis 2009. Hasil produksi industri Negeri Paman Sam turun 0,1% pada Desember.
Investor juga bereaksi negatif terhadap laporan keuangan beberapa emiten. Saham Citigroup turun 2,91% meskipun melaporkan kenaikan laba bersih. Adapun Intel Corp anjlok 9,1% setelah melaporkan penjualan kuartal IV/2015 yang di bawah estimasi.
“Gambaran pertumbuhan ekonomi AS semakin kabur, dan diperburuk oleh pengetatan moneter The Fed di tengah ekonomi yang lemah,” kata Krishna Memani dari Oppenheimer Funds Inc di New York kepada Bloomberg.