Bisnis.com, JAKARTA— Indeks dolar Amerika Serikat menguat pada penutupan perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB menguat.
Pada perdagangan Kamis (14/1/2016), indeks dolar Amerika Serikat ditutup naik 0,16% ke 99,089.
Sentimen positif di pasar finansial global mendorong nilai tukar dolar menguat atas mitra dagang utama Amerika Serikat.
Penguatan saham-saham di Wall Street yang dipicu oleh rebound harga minyak mengembalikan minat investasi dalam aset berdenominasi dolar.
Dolar menguat 0,03% terhadap euro dan terapresiasi 0,09% atas yen Jepang. Won terdepresiasi paling tajam, melemah 0,78% terhadap dolar AS.
“Dolar diuntungkan dari tanda stabilitas di pasar global. Kenaikan harga minyak dari level terendah memberikan rasa kepastian bagi investor,” kata Omar Esiner dari Commonwealth Foreign Exchange di Washington kepada Bloomberg.
Sentimen lain yang dapat berpengaruh pada pergerakan dolar adalah pernyataan dari para petinggi The Fed. Bank Sentral Amerika Serikat tersebut akan menggelar rapat kebijakan moneter bulanan pada 26–27 Januari 2016.
James Bullard, salah satu anggota dewan gubernur The Fed yang paling hawkish, menyatakan harga minyak mentah bisa menunda target inflasi 2% yang ditetapkan The Fed.
Sebelumnya, Presiden Boston Fed Eric Rosengreen mengatakan ada penurunan proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi AS yang membuat target kenaikan suku bunga The Fed rawan perubahan.
Posisi indeks dolar AS
14 Januari
| 99,089 (+0,16%) |
13 Januari | 98,933 (-0,04%) |
12 Januari | 98,974 (+0,25%) |
Sumber: US Dollar Index Spot Rate, 2016