Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat menguat 0,7% atau 31,90 poin ke level 4.557,82 saat indeks regional tertekan.
IHSG dibuka rebound tipis 0,03% atau 1,51 poin ke level 4.527,43 pada perdagangan Selasa (5/1/2016). Penguatan indeks ini terjadi di tengah pelemahan bursa Aaia dan Regional yang tertekan data China.
Sebelumnya indeks ditutup melemah 1,46% ke level 4.525,92 pada Senin (4/1/2015).
IHSG bertahan menguat ketika indeks regional tertekan, ditutup menguat 0,7% atau 31,90 poin ke level 4.557,82.
IHSG masih bertahan di zona hijau pada sesi II, menguat 0,74% atau 33,71 poin ke level 4.559,63 pada pukul 14.45 WIB.
IHSG bertahan di zona hijau hingga akhir sesi I, menguat 1,05% atau 47,74 poin ke level 4.573,66
IHSG terus menguat 1,2% atau 54,36 poin ke level 4.580,28 pada pertengahan perdagangan sesi I. Penguatan ini ditopang oleh kenaikan 151 saham.
IHSG dibuka rebound tipis 0,03% atau 1,51 poin ke level 4.527,43. Penguatan indeks ini terjadi di tengah pelemahan bursa Aaia dan Regional yang tertekan data China.
Data manufaktur China yang masih melemah memicu aksi jual pada sejumlah bursa saham global dan regional Asia.
Seperti diketahui, indeks manufaktur China tersurvei berada di level 48,2 pada Desember. Kinerja pabrik di Negeri Tiongkok telah memburuk selama 15 bulan berturut-turut.
Indeks S&P 500 ditutup jatuh 1,5% ke level 2.012,66 pada penutupan perdagangan dini hari tadi. Adapun Dow Jones Industrial Average turun 276,09 poin atau 1,6% ke level 17.148,94 dan Nasdaq Composite Index turun 2,1%. Bursa Eropa juga ditutup melemah.
Adapun pagi ini, bursa Asia juga dibuka melemah dengan indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3% ke level 128,46.
Indeks Jepang Topix turun 0,4%, indeks Korea Selatan Kospi naik 0,1%, indeks Australia S&P/ASX 200 melemah 1,1%, dan indeks Selandia Baru S&P/NZX 50 turun 1%.
"Indikator ekonomi di China dan AS melemah, dan karena mereka adalah dua negara ekonomi terbesar maka akan memberi dampak terhadap negara lain," ujar Toshihiko Matsuno, Chief Strategist SMBC Friend Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.