Bisnis.com, JAKARTA— Pelemahan rupiah dan ringgit mendongkrak harga CPO di pembukaan perdagangan Kamis (3/12/2015). Namun, perdagangan kontrak diwarnai oleh sentimen negatif pasar komoditas.
Kontrak berjangka CPO untuk Februari 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,56% ke harga 2.344 ringgit atau Rp7,64 juta per ton.
Harga CPO pada awal perdagangan bergerak antara level 2.334—2.346 ringgit per ton. Pada pukul 09.59 WIB, harga CPO menguat 0,51% ke harga 2.343 ringgit per ton.
Depresiasi nilai tukar dua negara produsen terbesar CPO mendorong rebound harga CPO di pembukaan. Ringgit pagi ini melemah 0,52%, sedangkan rupiah melemah 0,48% ke Rp13.846 per dolar AS.
Namun, pasar komoditas global dalam keadaan tertekan akibat penurunan tajam harga minyak. Minyak jenis Brent anjlok 4,39% ke harga US$42,49/barel pada penutupan dini hari tadi, level terendah sejak Maret 2009.
Reli harga minyak kedelai juga hari ini juga tertahan. Komoditas subtitusi utama CPO tersebut melemah 0,69% ke US$30,36/pound setelah naik sekitar 5% dalam 3 hari sebelumnya.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Februari 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
3/12/2015 (10.05 WIB) | 2.343 | +0,51% |
2/12/2015 | 2.331 | -0,34% |
1/12/2015 | 2.339 | -0,21% |
30/11/2015 | 2.344 | -0,76% |
27/11/2015 | 2.362 | +0,90% |
Sumber: Bloomberg