Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk. memperkirakan pendapatan perusahaan pada akhir 2015 mencapai sekitar Rp6 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan Rp6,3 triliun pada Rp2014.
Wakil Presiden Direktur Tunas Baru Lampung Sudarmo Tasmin memaparkan perkiraan penurunan pendapatan tersebut disebabkan sejumlah faktor seperti penurunan harga minyak sawit (crude palm oil/CPO).
“Harga CPO turun drastis,” katanya ditemui seusai rapat umum pemegang saham, Kamis (3/12/2015).
Pada 2016, perusahaan mengincar pendapatan sekitar Rp7 triliun atau meningkat sekitar 17% dibandingkan dengan perkiraan Rp6 triliun pada 2015. Kontribusi pendapatan terbesar dengan porsi 75% bakal berasal dari sawit, sisanya dari bisnis gula 25%.
Sudarmo mengatakan pihaknya berharap kinerja pada 2016 dapat menyamai pencapaian pada 2014. Pada saat itu, pendapatan perusahaan mencapai Rp6,33 triliun atau meningkat 71% dibandingkan dengan Rp3,7 triliun pada 2013.
Pada 2016, perusahaan tersebut juga berencana merampungkan pembangunan pabrik gula berkapasitas 8.000 ton cane per day (TCD) di Terbanggi, Lampung serta penyelesaian penanaman kebun tebu di Lampung sampai 12.000 hektar.
Di samping itu, perusahaan juga berencana meningkatkan kapasitas pabrik kelapa sawit 45 per ton per jam pada 2015 menjadi 90 ton pada 2016 di Muko-muko, Bengkulu. Perusahaan ini juga menggarap pabrik minyak goreng dengan kapasitas 1.000 ton per hari di Surabaya, Jawa Timur.