Bisnis.com, JAKARTA— Sentimen dari China mendorong bursa Asia ke zona merah dan menekan pergerakan indeks harga saham gabungan sepanjang sesi I Jumat (27/11/2015).
IHSG melemah 0,35% atau 16,16 poin ke level 4.580,90 di jeda siang. Indeks tertekan pada sebagian besar periode perdagangan sesi I setelah dibuka menguat tipis 0,04%.
Kecemasan atas perlambatan ekonomi China kembali menguat setelah rilis data laba industri domestik di Negeri Tiongkok. Laba industri China turun 4,6% pada Oktober, merosot lebih tajam dari pelemahan 0,1% pada September.
Indeks Nikkei 225 siang ini dibuka melemah 0,35%, indeks Hang Seng turun 1,23%, sedangkan Straits Times jatuh 1,03%.
“Bursa Hong Kong melemah, bursa Jepang melemah. Sepertinya orang-orang masih takut terhadap perlambatan ekonomi China,” Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono.
Purwoko menyarankan investor domestik memanfaatkan pelemahan regional untuk membeli saham dan membangun posisi mengantisipasi pergerakan tahun depan.
Sebanyak 86 saham menguat, 130 saham melemah, dan 305 saham stagnan dari 521 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi beban terberat dengan pelemahan 2,47%, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 0,74%.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memimpin saham yang masih bertahan menguat, naik 0,47%. Saham yang menguat paling tajam adala PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) yang naik 10,32%.
Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 8 indeks sektoral melemah dan 1 indeks sektoral menguat. Indeks sektor infrastruktur naik sendirian, menguat 0,04%
Indeks Bisnis27 melemah 0,52% atau 2,06 poin ke level 394,93 di jeda siang. Bisnis27 bergerak antara level 394,61—398,17 setelah dibuka naik 0,06% ke level 397,23.