Bisnis.com, JAKARTA—Harga CPO masih tertekan di awal perdagangan Rabu (25/11/2015) seiring dengan ringgit yang semakin kuat.
Kontrak berjangka CPO untuk Februari 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka naik 0,13% ke harga 2.278 ringgit per ton.
Namun, komoditas tersebut langsung tertekan setelah pembukaan hingga sempat jatuh 0,57% ke harga 2.262 ringgit per ton. Pada pukul 10.24 WIB CPO diperdagangkan melemah 0,18% ke harga 2.271 ringgit atau Rp7,38 juta per ton.
Pergerakan harga CPO dalam dua hari terakhir dipengaruhi oleh kenaikan tajam nilai tukar ringgit di pasar spot. Ringgit kemarin ditutup melonjak 1,39% dan hari ini sempat menguat hingga 1,3% ke 4,1873 per dolar AS.
Pergerakan ringgit berpengaruh terhadap daya saing CPO terhadap komoditas subtitusi lain, khususnya minyak kedelai yang diperdagangkan dalam dolar AS di bursa komoditas Chicago.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Februari 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
25/11/2015 (10.24 WIB) | 2.271 | -0,18% |
24/11/2015 | 2.275 | +0,31% |
23/11/2015 | 2.282 | -0,35% |
20/11/2015 | 2.290 | -0,39% |
19/11/2015 | 2.299 | -0,82% |
Sumber: Bloomberg