Bisnis.com, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia diminta berkoordinasi menciptakan kebijakan yang seimbang untuk memajukan dunia perbankan sekaligus pasar modal secara beriringan.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam meresmikan Kampanye Nasional 'Yuk Nabung Saham' di Gedung Bursa Efek indonesia (BEI), Kamis (12/11/2015).
"Dunia keuangan harus ada suatu policy [kebijakan] yang seimbang. Jadi OJK, Bank Indonesia, kita semua harus melihat sebagai satu kesatuan upaya untuk meningkatkan investasi,"ujarnya.
Kalla menilai, perkembangan pasar modal nasional sampai saat ini belum semaju negara lain, bahkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, atau China. Salah satu penyebabnya ialah tingginya bunga deposito perbankan.
Alhasil, masyarakat lebih memilih menaruh dananya di portofolio perbankan yang berisiko stabil dan berimbal hasil lebih tinggi dibanding investasi di pasar modal.
Untuk itu, dia mengimbau otoritas moneter untuk menjaga suku bunga deposito agar stabil di level yang tidak terlalu tinggi sehingga masyarakat berminat pula memilih berinvestasi di pasar modal.
"Jadi apabila ingin menaikkan investasi saham, jangan naikkan bunga perbankan, nah itu rumusnya yang harus dikerjasamakan oleh mereka. Kalau bunga naik terus, jangan harap saham laku,"katanya.
Di samping itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga disarankan terus melakukan sosialisasi mengenai jenis, keuntungan, dan risiko berinvestasi di pasar modal.
Dari sisi pemerintah, Kalla berkomitmen menjaga stabilitas dan pertumbuha ekonomi nasional agar berpengaruh positif mendorong perkembangan pasar keuangan.