Bisnis.com, JAKARTA—PT Vale Indonesia Tbk. memangkas anggaran belanja modal tahun ini sebesar 6,5% menjadi sekitar US$110,8 juta.
Sebelumnya, perusahaan tambang itu mengalokasikan dana setidaknya US$120 juta untuk capital expenditure (capex) sepanjang 2015. CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia (INCO) Nico Kanter mengatakan dana yang tidak direalisasikan akan digeser ke anggaran tahun depan.
“Perseroan akan menunda semua belanja modal untuk pertumbuhan ke tahun-tahun berikutnya karena beberapa izin dan lisensi yang diperlukan untuk pembangunan belum diperoleh,” ujar dia dalam pernyataan resmi perseroan, Kamis (22/10/2015).
Namun, Nico menegaskan penurunan ini tidak akan memengaruhi pemenuhan kepatuhan perseroan terhadap peraturan, pengurangan biaya, produksi maupun keberlanjutan operasi. Hingga September, INCO sudah menyerap belanja modal sebesar US$76,2 juta.
Seperti diketahui, perseroan berencana memperluas pabrik di Sorowako dan membangun smelter di Pomalaa. Keduanya berada di Sulawesi dan total kebutuhan dananya diperkirakan mencapai US$4 miliar.
Tetapi, izin dari pemerintah yang terkait dengan dampak lingkungan proyek itu masih belum turun. Untuk proyek Pomalaa yang menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), perseroan akan menggandeng SMM.
Di sisi kinerja, selama periode Januari-September perseroan mengalami penurunan pendapatan sebesar 20,6% secara year-on-year dari US$772,29 juta menjadi US$613,13 juta. Sementara, laba periode berjalan merosot 60,21% dari US$130,35 juta menjadi US$51,85 juta. (AMA)