Bisnis.com, JAKARTA— Inflasi yang rendah membatasi pergerakan yield SUN di pasar sekunder di tengah depresiasi rupiah di pasar spot.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield SUN FR70 naik 2 basis poin ke 8,643% pada Selasa (20/10/2015). Harga SUN bertenor 9 tahun tersebut turun 0,13% ke 98,409 pada pukul 11.20 WIB.
Maximilianus Nico Demus, Analis Pendapatan Tetap dari Samuel Sekuritas, mengatakan pelemahan rupiah mendorong yield SUN di pasar sekunder.
Namun, kenaikan yield SUN dibatasi oleh laju inflasi global yang lambat. Indikasi inflasi yang rendah semakin kuat setelah ekonomi China melambat menjadi 6,9% pada kuartal III/2015.
“Akan tetapi, itu bisa berarti harga komoditas turun secara umum, hingga yield SUN juga memiliki ruang terbatas untuk turun. Harga komoditas yang rendah bisa berujung pada ekspektasi pelemahan rupiah,” kata Nico.
Nico menambahkan pasar hari ini juga menanti hasil lelang sukuk pemerintah. Lelang yang over subscribe akan menjaga sentimen positif di pasar SUN.
Rupiah diperdagangkan melemah 126 poin atau 0,93%ke Rp13.643 per dolar AS pada pukul 11.25 WIB. Adapun harga minyak mentah pada dini hari tadi ditutup jatuh 2,9% ke US$45,89/barel, harga terendah dalam 2 pekan.
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
20/10/2015 (11.20 WIB) | 98,409 (-0,13%) | 8,647 |
19/10/2015 | 98,539 (+0,04%) | 8,621 |
16/10/2015 | 98,361 (+0,22% | 8,627 |
sumber: Bloomberg