Bisnis.com, JAKARTA—PT Indo Premier Investment Management menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) perseroan tahun ini bisa menyentuh Rp3 triliun.
John D. Item, Presiden Direktur PT Indo Premier Investment Management (IPIM) mengatakan, setelah menambah produk baru berupa Premier ETF Indonesia State-Owned Companies atau ETF yang berbasis saham-saham BUMN, perseroan memiliki delapan produk ETF atau reksa dana bursa.
Selain produk ETF saham BUMN, tujuh produk perseroan lainnya adalah Premier ETF Indonesia Consumer, Premier ETF Syariah JII, Premier ETF SRI-KEHATI, Premier ETF IDX30, Premier ETF Lq-45, Premier ETF Indonesia Financial, dan Premier ETF SMINFRA18.
Saat ini, total AUM perseroan mencapai Rp2,8 triliun, di mana sekitar Rp1,8 triliun disumbang oleh produk-produk ETF tersebut. Sementara sisanya sekitar Rp1 triliun merupakan produk reksa dana konvensional.
Adapun, tahun ini perseroan menargetkan AUM hingga Rp3 triliun atau tumbuh sekitar 50% dibandingkan dengan AUM tahun lalu yang sekitar Rp2 triliun.
”Kami optimistis di sisa tahun ini bisa memenuhi target kami yang Rp3 triliun. Sepanjang tahun tambahnya sudah Rp800 miliar, jadi optimistis bisa menambah Rp200 miliar lagi,” kata John di Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Hingga saat ini, produk ETF LQ-45 masih memberikan kontribusi terbesar AUM perseroan, yakni sekitar 30%.
Terkait kinerja produk-produk ETF tersebut, data PT Infovesta Utama menunjukkan kinerja sejumlah produk ETF sepanjang tahun berjalan ini tidak jauh berbeda dengan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG).
Sepanjang tahun berjalan (per September 2015), produk Premier ETF Indonesia Consumer mencatatkan return -18,96%, Premier ETF Syariah JII sekitar -19,29%, Premier ETF SRI-KEHATI menorehkan return -19,95% dan Premier ETF IDX30 sekitar -20,10%.
Kemudian, Premier ETF Lq-45 berhasil menorehkan return -20,87%, Premier ETF Indonesia Financial -23,63% dan Premier ETF SMINFRA18 mencatatkan return terendah, yakni -24,79%. Terkait paling rendahnya kinerja ETF SMINFRA18, John mengatakan hal tersebut lantaran sepanjang semester I kematrin banyak proyek-proyek pemerintah yang belum berjalan.
”SMNINFRA18 itu nanti ke depan akan bagus, pelan-pelan akan naik. Soalnya bakal banyak proyek-proyek pemerintah yang berjalan,” jelasnya.