Bisnis.com, JAKARTA— Pihak Kejaksaan Amerika Serikat mulai menyelidiki skandal insider trading terkait bocornya informasi sensitif dari bank sentral pada 2012.
Menurut laporan Wall Street Journal, sebagimana mengutip sejumlah sumber yang tidak disebutkan namanya, dokumen penyelidikan itu menyebutkan Badan Pengawas Bursa Komoditas AS tengah mempelajari kasus dugaan pelanggaran hukum pada satu perusahaan.
Dalam kasus tersebut tim, investigasi menyelidiki sedang menyelidiki perusahaan tersebut apakah terbukti membeberkan secara detil kepada mitra usahanya soal rencana bank sentral AS terkait paket kebijakan stimulus yang akan dikeluarkan sebagimana dikutip Reuters, Kamis (1/10/2015).
Kasus insider trading bukan hal yang aneh di bursa Amerika Serikat. Pada 2011, mencuat pengusaha Raj Rajaratnam meski kasus itu tidak terlalu besar.
Raj Rajaratnam dinyatakan bersalah atas 14 tuduhan penipuan surat berharga dan konspirasi. Pendiri Galleon Group, hedge fund yang pernah mengelola dana US$ 6,5 miliar tersebut, menghadapi 205 tahun penjara ketika ia dijatuhi hukuman pada Juli.
Juri New York menemukan bahwa Rajaratnam membuat hampir US$ 64 juta dari perdagangan yang berbasis pada informasi rahasia dari jaringan eksekutif perusahaan dan pedagang sekitar perusahaan seperti Goldman Sachs, Google dan Intel. Dia menghadiahi mereka yang memberikan informasi rahasia.