Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tingginya volatilitas di pasar saham saat ini, investasi reksa dana sudah mencatatkan net subscription hingga Rp20,77 triliun atau tertinggi sejak 2012.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak Januari-Juli 2015 investasi reksa dana mencatatkan subscription senilai Rp122,26 triliun dan redemption Rp101,49 triliun. Dengan demikian, ada net subscription sekitar Rp20,77 triliun.
Bila dibandingkan dengan aksi net subscription dua tahun ke belakang, net subscription yang tercatat sepanjang tahun ini cukup tinggi, mengingat data yang dipublikasikan baru sampai Juli 2015. Artinya, masih ada potensi kenaikan net subscription yang lebih tinggi lagi pada tahun ini.
Sementara itu pada 2014 investasi reksa dana hanya mencatatkan net subscription sekitar Rp17,22 triliun. Kemudian pada 2013 dan 2012 net subscription tercatat Rp19,1 triliun dan Rp27,78 triliun. Adapun, investasi reksa dana pernah mencatatkan net subscription hingga Rp63,34 triliun pada 2011.
Edbert Suryajaya, senior investment analyst PT Infovesta Utama, menilai di tengah volatilitas yang tinggi, investor mencoba membeli barang yang lebih murah, termasuk reksa dana.
Ini menunjukkan bahwa ketika pasar melemah, investor tidak langsung meningggalkan reksa dana, tetapi mencermati dan menunggu peluang yang baik. “Jadi mereka masuk, tren seperti ini sudah terjadi beberapa tahun ke belakang,” kata Edbert saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (30/9/2015).
Dia menilai hingga akhir tahun ada potensi investor masih terus subscription di reksa dana. Meski demikian, semua kembali ke perkembangan kondisi dalam negeri dan global. Bila sentimen negatif yang masuk ke pasar modal terus bertambah, investor akan cenderung wait and see.
“Namun, kalau tiba-tiba ada sentimen positif dan fluktuasi di pasar saham cukup, maksudnya sideways naik turun, investor akan tetap masuk,” tambahnya.
Edbert memperkirakan aksi subscription juga masih terjadi di reksa dana saham. Hal ini lantaran reksa dana saham memang menjadi incaran sebagian investor sejak dulu meski memungkinkan juga investor masuk ke reksa dana yang fluktuasinya lebih rendah.