Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Reksa Dana Saham Susut Hingga Rp20 Triliun

Turunnya pasar saham sejak kuartal II/2015 sudah pasti berefek pada kinerja reksa dana saham. Dana kelolaan reksa dana saham sudah merosot hingga Rp20,864 triliun sejak akhir Mei hingga saat ini.
Edukasi dalam investasi reksa dana/www.sam.co.id
Edukasi dalam investasi reksa dana/www.sam.co.id

Bisnis.com, JAKARTA— Turunnya pasar saham sejak kuartal II/2015 sudah pasti berefek pada kinerja reksa dana saham. Dana kelolaan reksa dana saham sudah merosot hingga Rp20,864 triliun sejak akhir Mei hingga saat ini.

Berdasarkan data Infovesta Utama, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana saham terus menunjukkan penurunan. Per akhir Mei 2015, NAB reksa dana saham tercatat Rp110,848 triliun. Sementara per Agustus 2015 tercatat sekitar Rp97,643 triliun. Artinya ada penurunan hingga Rp13,205 triliun.

Namun, bila dibandingkan dengan data per 21 September 2015 (data Pusat Informasi OJK), NAB reksa dana saham tercatat senilai Rp89,984 triliun. Dengan demikian, penurunan NAB reksa dana saham hampir empat bulan belakangan ini sudah merosot hingga Rp20,864 triliun atau sekitar 23,18%.

Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan NAB reksa dana tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya akibat penurunan nilai pasar portofolio saham pada reksa dana yg cukup signifikan akibat anjloknya bursa saham. Kinerja bursa saham domestik tertekan akibat terkena dampak sentimen negatif dari regional dan global.

“Penurunan dana kelolaan reksa dana saham disebabkan oleh nilai pasar portofolio yang merosot akibat koreksi underlying asset,” kata Vilia kepada Bisnis, Senin (21/9).

Presiden Direktur PT Danareksa Investment Management Prihatmo Hari Mulyanto mengatakan pergerakan NAB sangat berkaitan erat dengan pasar saham. Hal tersebut bisa dilihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang memang tercatat negative sepanjang tahun ini.

“Jadi harus dilihat pasar saham dulu untuk mengetahui sampai akhir tahun bagaimana,” kata Prihatmo saat dihubungi Bisnis, Senin (21/9).

Dia memprediksi, sentimen dari dalam negeri sudah mulai membaik. Diharapkan, penyerapan belanja modal mulai berjalan cepat. Selain itu, data-data ekonomi yang dirilis pemerintah juga menunjukkan hasil positif. “Dari domestik sudah bagus, tinggal lihat bagaimana dari eksternal.”

Menurutnya, yang perlu disoroti adalah bertambahnya unit penyertaan reksa dana saham di tengah kondisi pasar saham yang menurutn. “Artinya investor makin pintar dalam mengambil kesempatan,” jelasnya.

 Data Pusat Informasi OJK menunjukkan sejak Januari-Agustus 2015, unit penyertaan reksa dana saham terus mengalami pertumbuhan. Unit penyertaan reksa dana saham tercatat tumbuh 5,5 miliar unit pada periode tersebut. Pada Agustus, di mana pasar saham terkoreksi cukup dalam, unit penyertaan reksa dana saham masih tumbuh sekitar 0,82% menjadi 48,21 miliar unit dari sebelumnya 47,81 miliar pada bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper