Bisnis.com, JAKARTA—Tekanan depresiasi rupiah mendorong yield surat utang negara (SUN) ke level tertinggi sejak 2011.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield obligasi pemerintah RI bertenor 10 tahun (FR56) sempat menembus 9,2%, imbal hasil paling tinggi sejak awal 2011.
Pada pukul 11:29 WIB, surat berharga tersebut turun 0,29% ke level 94,744 dan mengalami kenaikan yield 4 basis poin ke 9,142%.
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas, mengatakan pengetatan likuiditas dan penurunan harga komoditas membuat aset berdenominasi rupiah semakin berisiko.
Apalagi kondisi tersebut terjadi di saat ketidakpastian di pasar global tinggi menjelang rapat FOMC tentang penetapan suku bunga acuan Amerika Serikat.
“Walaupun secara valuasi SUN sudah menarik, gabungan faktor negatif global serta domestik tetap membuka peluangan pelemahan lebih lanjut,” kata Nico.
Rupiah hari ini sempat jatuh 79 poin ke Rp14.345 per dolar AS. Pada pukul 11:36 WIB, rupiah melemah 0,22% atau terdepresiasi 32 poin ke Rp14.298 per dolar AS.
Pergerakan SUN Seri FR56 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
8/9/2015 (11:29 WIB) | 97,744 (-0,29%) | 9,142 |
7/9/2015 | 95,024 (-1,53%) | 9,099 |
4/9/2015 | 96,502 (-0,32%) | 8,879 |
Sumber: Bloomberg