Bisnis.com, JAKARTA— Sektor pertanian merosot paling tajam di saat indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah pada jeda siang Kamis (20/8/2015), tertekan oleh kelesuan harga minyak dan isu politik domestik.
IHSG merosot 0,77% atau 34,07 poin ke level 4.449,58 pada akhir sesi I, level paling rendah sejak 7 Februari 2014.
Indeks terus bergerak di zona merah antara level 4.427,87—4.473,08 sejak dibuka melemah 0,31% ke level 4.470,55.
Muhammad Wafi, Analis Teknikal dari Bahana Sekuritas, mengatakan IHSG tertekan oleh faktor eksternal dan domestik.
Sentimen negatif dari luar negeri muncul dari kelesuan harga komoditas, ketidakpastian waktu normalisasi kebijakan moneter The Fed, dan dampak El Nino.
“Pelaku pasar memilih menunggu sampai Fed Rate dinaikkan. Harga komoditas turun (dan) membuat emiten berbasis komoditas mengalami penurunan,” kata Wafi kepada bisnis.com.
Adapun isu politik domestik membuat pasar meragukan efektivitas program pemerintah, terutama isu perseteruan di dalam kabinet Presiden Jokowi.
“Ketika isu politik kurang bagus membuat investor menjadi ragu apakah program pemerintah bisa berjalan atau tidak,” kata Wafi.
Indeks sektor agribisnis merosot paling tajam sebesar 1,63% pada jeda siang, ketika seluruh 9 indeks sektoral bergerak di zona merah.
Saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memimpin pelemahan sektor pertanian setelah perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut merosot 4,16%.
Dari 518 saham yang diperdagangkan di BEI, sebanyak 57 saham menguat, 184 saham melemah, dan 277 saham staganan.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 2,36% dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang turun 1,01% memimpin pelemahan IHSG.
Saham yang masih bertahan menguat antara lain adalah PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 3,09% dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang naik 0,68%.
Indeks Bisnis27 melemah 0,81% ke level 370,03 pada jeda siang setelah terus tertekan pada kisaran 366,64—371,74 pada sesi I.