Bisnis.com, SHANGHAI--Produksi aluminium China turun setelah jatuhnya harga ke titik terendah dalam enam tahun terakhir membuat beberapa smelter menurunkan produksinya.
Biro statistik naional China mencatat produksi Pada Juli 2015 sebanyak 2,72 juta ton atau turun 1,3% dibandingkan dengan produksi pada bulan sebelumnya sebanyak 2,76 juta ton. Adapun produksi pada Juni tersebut merupakan yang tertinggi.
Pasalnya, smelter dengan biaya produksi rendah masih menggenjot produksinya saat itu. Kini, dengan penurunan produksi, harga diharapkan bisa berbalik naik.
"Produksi turun karena pemangkasan produksi dari beberapa smelter lebih cepat dari kenaikan produksi smelter lainnya," ujar analis SMM Information & Technology Co Wang Chunhui seperti dikutip Bloomberg, Jumat (14/8/2015).
Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc memperkirakan smelte aluminium dengan biaya murah di Xinjiang, Mongolia, dan Shandong masih akan meningkatkan pasokan yang sudah membanjir saat ini.