Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RESHUFFLE KABINET: Rupiah Hanya Tergeser ke 13.700, Wapres JK Kambinghitamkan Devaluasi Yuan

Pemerintah menilai anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ke level terendah hari ini, Rabu (12/8/2015), disebabkan korelasi perlambatan ekonomi eksternal dan internal.
Wapres Jusuf Kalla. / Antara
Wapres Jusuf Kalla. / Antara

Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah menilai anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ke level terendah hari ini, Rabu (12/8/2015), disebabkan korelasi perlambatan ekonomi eksternal dan internal.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan depresiasi rupiah dipengaruhi terjadinya devaluasi yuan. Secara tahapan, devaluasi yuan menyebabkan nilai tukarnya terhadap dolar AS melemah sehingga mata uang negara-negara regional Asia ikut terdepresiasi, termasuk rupiah bagi Indonesia.

Dia meyakini meyakini berkali-kali jika tak hanya kurs rupiah yang mengalami pelemahan, tetapi juga mata uang negara di Asia lain.

“Ya ini kan salah satu efek devaluasi yuan kemarin. Akibat yuan melemah ke dolar, makanya Indonesia terikut (melemah),”katanya, Rabu(12/8/2015).

Tak hanya karena perlambatan ekonomi regional, Kalla juga mengakui pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan kinerja perekonomian Indonesia yang telah diupayakan pemerintah.

“Tentu banyak juga yang menilai apa yang kita (pemerintah) buat, tetapi selalu ada korelasi internal dan eksternal,” tambahnya.

Rabu (12/8/2015) pukul 14:48 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp13.790 per dolar AS, melemah 183 poin atau 1,34% , dan bergerak di kisaran 13.685-13.917.

Level itu merupakan level terendah dalam 17 tahun terakhir setelah sempat menyentuh angka Rp15.000 pada 1998.

Kurs tengah Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp13.758 per dolar AS dibanding perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp13.541 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper