Bisnis.com, JAKARTA—CPO diperdagangkan di level terendah dalam sepekan tertekan pelemahan harga minyak dan kedelai.
Kontrak berjangka CPO untuk September 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia pada hari ini, Selasa (7/7/2015), merosot 1,12% ke 2.210 ringgit atau Rp7,74 juta per ton menjelang penutupan.
CPO hari ini dibuka melemah tipis 0,09% ke harga 2.233 ringgit per ton dan sempat jatuh hingga 1,34% ke harga 2.205 ringgit atau Rp7,72 juta per ton.
Harga minyak yang lesu dan penurunan harga minyak kedelai menekan pergerakan harga CPO di Bursa Malaysia.
Minyak jenis brent untuk pengiriman Agustus 2015 kemarin anjlok 6,27% ke harga US$56,54/barel dan hari ini masih diperdagangkan di bawah US$60/barel.
Harga minyak kedelai di bursa komoditas Chicago kemarin anjlok 2,36% kemudian kembali merosot 0,75% ke US$32,87/pound pada pukul 17.36 WIB hari ini.
Pergerakan harga minyak mentah berpengaruh pada harga CPO sebagai bahan campuran dalam produksi biodisel.
Minyak mentah yang lebih murah membuat penggunaan BBM jenis biodisel kurang kompetitif dibandingkan jenis BBM yang murni menggunakan sumber daya fosil.
Adapun minyak kedelai merupakan bahan baku subtitusi utama CPO dalam produksi makanan jadi, kosmetik, dan detergen.
Pergerakan Harga Kontrak CPO September 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
7/7/2015 | 2.210 | -1,12% |
6/7/2015 | 2.235 | -1,54% |
3/7/2015 | 2.270 | +0,13% |
2/7/2015 | 2.267 | — |
1/7/2015 | 2.267 | +1,70% |
Sumber: Bloomberg