Bisnis.com, JAKARTA — Harga CPO di Bursa Malaysia meneruskan pelemahan pada Senin (15/6/2015), tertekan oleh harga kedelai yang anjlok ke level terendah sejak 2010.
Kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, ditutup melemah 0,48% ke 2.265 ringgit atau sekitar Rp8,04 juta per ton.
CPO pagi tadi dibuka melemah 0,62% ke 2.262 ringgit per ton kemudian sempat naik hingga 0,31% ke 2.283 ringgit per ton dan merosot hingga 0,66% ke 2.261 per ton.
Harga minyak sawit mentah semakin tertekan setelah anjlok 2,78% sepanjang pekan lalu, pelemahan mingguan terdalam sejak awal April.
Harga CPO tertekan seiring anjloknya harga kedelai di Amerika Serikat. Harga kedelai jatuh setelah Departemen Amerika Serikat memperkirakan produksi kedelai naik 12,4% sepanjang 2015 dan mendongkrak suplai akhir 2015 sebesar 33,3% ke 83,7 juta ton.
Kontrak berjangka kedelai teraktif di bursa komoditas Chicago diperdagangkan jatuh hingga 0,80% ke US$897/bushel, kisaran harga terendah sejak Juli 2010.
Adapun harga minyak kedelai, bahan baku subtitusi CPO dalam industri produ konsumer, sempat anjlok hingga 1,08% ke US$33,01/pound setelah jatuh 4,36% sepanjang pekan lalu.
Sementara itu, pemerintah Indonesia memastikan mulai menerapkan pungutan tambahan untuk ekspor CPO pada Juli.
Pungutan akan dilakukan oleh badan khusus yang dikepalai eks Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dengan kisaran tarif US$10—US$40 per ton untuk produk sawit dan US$50 per ton untuk CPO.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia sebelumnya mengatakan ekspor sawit Indonesia bisa turun hingga 35% atau sekitar 12 juta ton per tahun setelah pungutan tersebut diterapkan.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Agustus 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
15/6/2015 | 2.265 | -0,48% |
12/6/2015 | 2.258 | -1,48% |
11/6/2015 | 2.290 | -0,04% |
10/6/2015 | 2.291 | -1,12% |
9/6/2015 | 2.317 | -0,69% |
Sumber: Bloomberg