Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) menargetkan pertumbuhan percetakan uang logam dan kertas sekitar 10% hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Perum Peruri Prasetio menuturkan perlambatan ekonomi pada tahun ini tidak berdampak pada jumlah uang yang dicetak seiring meningkatnya permintaan percetakan uang dari Bank Indonesia.
Dia mengungkapkan setiap tahun perseroan bisa mencetak 1,5 miliar koin melalui 13 mesin cetak uang logam.
"Target cetak uang kertas tahun ini 9 miliar bilyet. Naik sekitar 10% dari tahun sebelumnya," ungkapnya, baru-baru ini.
Pada Maret 2015, Peruri mencatatkan penjualan bersih Rp580,33 miliar atau naik 27,45% naik dari posisi Rp455,34 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal itu juga berdampak pada peningkatan laba perseroan menjadi Rp87,66 miliar, atau tumbuh 22,91% dari posisi Rp71,32 miliar.
Hingga akhir 2014, jumlah mesin produksi uang kertas 41 unit, atau bertambah 2 unit bila dibanding 2013. Kapasitas mesin tersebut terdiri dari mesin offset, intaglio, numbering dan finishing machine.
Sedangkan mesin uang logam terdiri dari mesin cetak dan counting & wrapping (CW) dalam hitungan juta keping.
Prasetio mengungkapkan saat ini kondisi uang logam yang baik adalah Singapura.
Dia mengatakan, dari sisi proses, uang logam Singapura tergolong memiliki kemampuan yang canggih dan cukup efisien dalam finishing.
Dia mengungkapkan tahun ini Peruri telah berinvestasi senilai Rp5 miliar.
Selain menerima permintaan cetak uang dari Bank Indonesia, katanya, perseroan juga pernah meraih kesempatan bisnis untuk mencetak uang Amerika Latin.
Peruri juga akan menjajaki negara-negara yang memiliki kemampuan dalam percetakan uang yang canggih.
Selain itu, perseroan akan meningkatkan efisiensi bisnis dengan membangun jaringan dari berbagai negara dalam rangka meningkatkan kemampuan dari sisi informasi teknologi.