Bisnis.com, JAKARTA—PT Holcim Indonesia Tbk. menjajaki pinjaman senilai Rp2,5 triliun yang akan digunakan untuk membiayai belanja modal dan refinancing.
Chief Financial Officer Holcim Indonesia Kent Carson mengatakan pinjaman tersebut berasal dari sindikasi perbankan yang akan dicairkan pada paruh kedua tahun ini. Adapun pemberi pinjaman akan berasal dari kombinasi bank lokal dan bank internasional. Perseroan memiliki opsi jatuh tempo pinjaman itu untuk 3 tahun atau 5 tahun.
“Sebagian besar akan digunakan untuk membiayai capital expenditure dan modal kerja,” katanya, seusai rapat umum pemegang saham tahunan, Selasa (19/5/2015).
Carson menuturkan perseroan akan menganggarkan belanja modal senilai US$250 juta di tahun ini. Anggaran tersebut memang lebih rendah ketimbang belanja modal tahun sebelumnya. Pasalnya, dua proyek utama Holcim yaitu pabrik Tuban I dan Tuban I sudah selesai masa pembangunannya.
Sementara itu, emiten berkode SMCB ini juga berencana menurunkan rasio pinjaman dengan mata uang asing. Tahun lalu utang valuta asing perseroan mencapai 70% terhadap total utang, sedangkan saat ini porsi tersebut berhasil diturunkan menjadi 36%.
Hal ini dilakukan dengan mengonversi utang dalam mata uang euro dan dolar AS menjadi rupiah pada Oktober 2014. Perseroan berharap bisa menurunkan porsi utang valas ini menjadi 19% pada akhir 2016.