Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDOCEMENT (INTP): Penjualan Domestik Anjlok, Ekspor Melesat

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mengumumkan penjualan semen domestik pada kuartal I/2015 anjlok 8,1% berlawanan dengan ekspor yang melesat 25,6%.
EBITDA meningkat 5,2% menjadi Rp1,5 triliun dari Rp1,43 triliun. /Bisnis.com
EBITDA meningkat 5,2% menjadi Rp1,5 triliun dari Rp1,43 triliun. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mengumumkan penjualan semen domestik pada kuartal I/2015 anjlok 8,1% berlawanan dengan ekspor yang melesat 25,6%.

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan volume penjualan semen perseroan mencapai 3,94 juta ton pada triwulan pertama tahun ini, lebih rendah dari sebelumnya 4,29 juta ton.

Akan tetapi, volume penjualan ekspor semen perseroan meroket menjadi 21.000 ton pada periode Januari-Maret 2015 dari sebelumnya 17.000 ton. Secara keseluruhan, volume penjualan melorot 8% menjadi 3,96 juta ton dari 4,31 juta ton year-on-year.

"Volume penjualan semen curah naik 10%, tetapi semen buck turun 12% karena market lagi down. Semua datang ke daerah besar yang menjadi market kami yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, sehingga pertumbuhan kami tertekan," ungkapnya, Rabu (13/5/2015).

Menurutnya, perlambatan perekonomian secara umum dalam kuartal pertama tahun ini mendorong turunnya konsumsi semen domestik hingga 3,2% dibandingkan dengan tahun lalu.

Volume penjualan semen perseroan terkena dampaknya yang membuat pangsa pasar tergerus menjadi 38,5% pada kuartal I/2015 dari sebelumnya 30%. Indocement memilih untuk lebih selektif melakukan penjualan di daerah-daerah yang memberikan margin lebih baik.

Emiten berkode saham INTP tersebut mengantongi pendapatan bersih Rp4,32 triliun pada kuartal I/2015, turun 3,8% dari sebelumnya Rp4,49 triliun. Hal itu diakibatkan oleh permintaan pasar yang lebih lambat dibandingkan dengan harapan.

Laba kotor yang diraup INTP terkoreksi 2,3% menjadi Rp1,92 triliun dari Rp1,97 triliun pada 2014. Sebaliknya, laba usaha meningkat 4,5% menjadi Rp1,27 triliun dari Rp1,22 triliun.

Pada periode tersebut, perseroan meraup laba bersih Rp1,11 triliun, naik 4,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,06 triliun. EBITDA meningkat 5,2% menjadi Rp1,5 triliun dari Rp1,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper