Bisnis.com, JAKARTA—Pengaruh El Nino tidak mampu mendongkrak harga CPO di Bursa Malaysia pada Rabu (13/5/2015) yang tertekan oleh apresiasi tajam ringgit.
Kontrak berjangka CPO untuk Juli 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, jatuh 1,12% ke 2.200 ringgit atau sekitar Rp8,02 juta per ton menjelang penutupan.
Komoditas tersebut hanya sempat menguat sebentar pada pagi tadi hingga harga 2.234 ringgit per ton setelah dibuka turun 0,40% ke 2.216 ringgit per ton. Harga terendah pada perdagangan hari ini adalah 2.199 ringgit per ton.
Ringgit yang hari ini terapresiasi 0,54% setelah 4 hari ditutup melemah di pasar spot merupakan faktor penekan utama pergerakan harga CPO.
Penguatan ringgit mengalahkan dorongan dari spekulasi pengaruh El Nino terhadap produksi sawit di Indonesia dan Malaysia.
Bloomberg melaporkan indikasi El Nino, anomali iklim yang berdampak pada cuaca kering di daerah Pasifik sekitar khatulistiwa, mulai tampak di Australia.
Cuaca kering berpotensi menurunkan produksi kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, dua produsen sawit terbesar dunia.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Juli 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
13/5/2015 (16.59 WIB) | 2.200 | -1,12% |
12/5/2015 | 2.225 | +1,27% |
8/5/2015 | 2.162 | -0,51% |
7/5/2015 | 2.173 | -0,46% |
6/5/2015 | 2.183 | +1,21% |
Sumber: Bloomberg