Bisnis.com, JAKARTA- Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan kenaikan sepanjang pekan ini.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) Reza Priyambada mengatakan tidak hanya di Eropa, AS pun juga akan dirilis indeks manufaktur serta factory orders yang mengalami kenaikan dan cukup direspons positif pelaku pasar.
“Meski secara tren masih menunjukkan perlambatan namun, setidaknya menunjukkan adanya perbaikan,” kata Reza dala risetnya yang diterima hari ini, Sabtu (9/5/2015).
Di sisi lain, ujarnya, rilis kinerja emiten yang dirasa cukup baik mengurangi kekhawatiran akan adanya perlambatan dan direspons positif.
Setelah rilis defisit neraca perdagangan yang melebar, ujarnya, laju bursa saham AS berbalik melemah.
Tidak hanya itu, rilis markit composite PMI, markit services PMI, hingga economic optimism yang lebih rendah dari sebelumnya, turut menambah sentimen negatif.
Membesarnya minus pertumbuhan MBA mortgage applications yang dibarengi turunnya angka ADP employment change, dan masih minusnya angka nonfarm productivity, memberikan sentimen negatif pada laju bursa saham AS.
“Ditambah lagi dengan pernyataan Gubernur Fed Yellen yang mengatakan valuasi saham-saham cukup tinggi, membuat pelaku pasar cenderung melanjutkan aksi jualnya,” katanya.
Kondisi tersebut, tambahnya, membuat laju bursa saham AS cenderung masih berada di teritori merah. Berkurangnya angka initial jobless claims memberikan sentimen positif pada laju bursa saham AS.
Dia mengeukakan tampaknya pelaku pasar lebih memperhatikan angka klaim pengangguran dibandingkan sentimen lainnya, misal pergerakan harga minyak dan obligasi yang kembali turun. Serta dolar AS yang kembali naik setelah sejumlah pimpinan Fed mengatakan The Fed dapat kapan pun menaikkan suku bunganya.
“Penguatan saham-saham teknologi juga turut membantu menghijaunya laju bursa saham AS,” katanya.