Bisnis.com, JAKARTA— Pasar saat ini menyoroti pandangan Gubernur bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve Janet Yellen yang menilai saham di bursa AS kenaikan harganya terlalu tinggi.
Analis Strategydesk, Divisi Riset Soegee Futures mengemukakan bursa AS mengalami penurunan meski terbatas, merespons pernyataan Yellen.
” Yellen menyuarakan kekhawatiran banyak investor, bahwa kenaikan harga saham sudah terlalu tinggi dan tidak mencerminkan pertumbuhan laba,” tulis Strategydesk dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (7/5/2015).
Dikemukakan valuasi di atas rata-rata memang selalu menjadi kekhawatiran bagi investor.
Selama enam tahun berturut-turut saham AS terus menanjak. Indeks S&P 500 sudah diperdagangkan 17,5 kali earnings 12 bulan terakhir, menurut FactSet, naik dari 16,5 tahun lalu.
Rata-rata 10 tahun rasio harga terhadap laba (price-to-earning ratio) adalah 15,8. Di saat yang sama, pertumbuhan laba mengecewakan selama kuartal pertama. Dengan 417 mengumumkan laporan keuangan kuartal pertama, laba emiten S&P 500 hanya tumbuh 0,2%, terendah sejak 2012.