Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA JAPFA COMFEED: Perlemahan Rupiah Picu Kerugian Kuartal I/ 2015

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi faktor penyebab emiten PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mencetak rugi bersih pada kuartal I/2015.
rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi faktor penyebab emiten PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mencetak rugi bersih pada kuartal I/2015.

Koesbyanto Setyadharma, Direktur Japfa Comfeed Indonesia, mengatakan berdasarkan angka-angka pendahuluan, perseroan mencatatkan rugi bersih untuk kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2015.

"Kerugian di kuartal I/2015 disebabkan oleh adanya kombinasi dua faktor," ungkapnya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Senin (20/4/2015).

Dia mengatakan faktor pertama penyebab kerugian perseroan adalah masih berkelanjutan pelemahan yang terjadi pada kondisi pasar perunggasan dan daya beli konsumen dengan pendapatan rendah.

Kedua tantangan tersbeut yang telah sangat berpengaruh terhadap seluruh industri perunggasan di Indonesia, manajemen emiten berkode saham JPFA tersebut mengaku telah mengumumkan pada saat paparan publik sebelumnya.

Faktor kedua, katanya, kerugian selisih kurs dari pinjaman perseroan dalam mata uang dolar AS. Pasalnya, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 31 Maret 2015 tercatat mencapai 5%.

Akan tetapi, penjelasan lebih lanjut terkait kinerja perseroan akan tercantum dalam laporan keuangan perseroan yang akan disampaikan pada akhir April 2015.

Pada tahun ini, manajemen Japfa Comfeed memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) 50% menjadi Rp750 miliar dibandingkan dengan alokasi tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk kebutuhan rutin dan peremajaan berbagai peralatan.

Sepanjang perioded 2014, JPFA meraup laba bersih Rp332,4 miliar, anjlok 44,2% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp595,5 miliar. Penjualan bersih tercatat sebesar Rp24,4 triliun, naik 14% dibandingkan setahun sebelumnya Rp21,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper