Bisnis.com, JAKARTA—PT Sri Rejeki Isman Tbk. mengubah mata uang pencatatan kinerja dari rupiah menjadi dolar AS untuk laporan keuangan tahunan 2014.
Emiten tekstil berkode SRIL itu menyatakan perubahan mata uang yang digunakan dilatarbelakangi besarnya pendapatan perusahaan dalam dolar AS. Perubahan ini diharapkan membuat informasi dalam laporan keuangan lebih akurat dan akuntabel.
Direktur Keuangan SRIL Allan Moran Severino menyebutkan sekitar 70% revenue perseroan berdenominasi dolar AS. “Liabilitas juga mayoritas dalam mata uang AS, yang meningkat dari kuartal kuartal pertama sampai kuartal keempat 2014. Demikian pula dengan aset perseroan,” terangnya dalam pernyataan resmi perseroan yang diterima Bisnis.com, Jumat (13/3/2015).
Allan melanjutkan pihaknya memperoleh keuntungan dari lemahnya nilai rupiah dan insentif pajak untuk eksportir yang minimal ekspornya 30%. Dia mengatakan jika insentif jadi diberlakukan maka laba bersih perseroan bisa meningkat.
Perusahaan yang pabriknya berada di Sukoharjo, Jawa Tengah, itu dikenal sebagai pembuat seragam militer bagi 30 negara di dunia, termasuk Malaysia dan Jerman.
SRIL tengah membangun dua pabrik baru yakni pabrik garmen dan pabrik finishing. Pabrik garmen baru dapat menambah kapasitas produksi menjadi 30 juta piece pada 2016, sedangkan pabrik finishing diharapkan meningkatkan produksi hingga dua kali lipat menjadi 240 juta yard.
Per September 2014, penjualan SRIL tercatat tumbuh 23,02% secara year-on-year menjadi Rp5,13 triliun. Adapun laba bersih hanya naik tipis 5,74% dari Rp250,42 miliar ke posisi Rp264,81 miliar. []