Bisnis.com, JAKARTA - PT Cita Mineral Investindo Tbk. akan "kopi darat" alias bertemu dengan otoritas bursa terkait dengan nihilnya ekspor bauksit dan nikel perusahaan tambang itu sejak 2014.
Corporate Secretary Cita Mineral Investindo (CITA) Yusak Lumba Pardede mengatakan pihaknya bakal bertemu dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan depan. “Kemungkinan tanggal 16 Maret atau 17 Maret,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (11/3/2015).
Sejak tidak bisa mengekspor produksi bauksit dan nikel, perusahaan tidak menerima pendapatan sepanjang 2014. Kondisi inilah yang mendasari BEI melakukan suspensi atas saham perseroan sejak akhir Januari 2015.
Revenue yang diterima CITA hanya berasal dari sisa penjualan pada 2013. Kondisi tersebut masih berlanjut tahun ini.
CITA tengah membangun smelter untuk mengolah bauksit menjadi alumina di Ketapang, Kalimantan Barat. Pembangunannya dibagi dalam empat tahap dan bakal memiliki kapasitas total 4 juta ton per tahun.
Smelter tahap pertama berkapasitas 1 juta ton per tahun dan dijadwalkan rampung pada awal 2016. Proyek ini diharapkan selesai seluruhnya pada 2022. Perseroan mengaku sudah mengeluarkan dana US$265,66 juta hingga akhir Desember 2014.