Bisnis.com, LONDON -- Harga tembaga jatuh seiring sentimen polemik Yunani tidak mampu menahan pelemahan harga. Pasokan tembaga makin melimpah pada pertengahan bulan ini karena permintaan dari China dan Eropa terus menyusut.
Nic Brown, Kepala Riset Komoditas Natixis SA, mengatakan permintaan China yang rendah pada bulan ini disebabkan oleh libur panjang tahun baru China.
"Akhirnya transaksi dari China yang minim membuat pasokan di gudang kian melimpah," ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (24/2).
Pasokan tembaga di London Metal Exchange (LME) saat ini mencapai 299.675 metrik ton dan menjadi level tertinggi sejak 13 Februari silam.
Pada awal bulan ini, pasokan tembaga di LME pun mencatatkan rekor fantastis sebesar 289.200 metrik ton atau mencapai level tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Sementara itu, pada semester II/2014 lalu, pasokan tembaga di Chili juga meningkat ke level tertinggi dalam satu dekade terakhir ke level kisaran 130.000 ton sampai 170.000 ton.
Goldman Sachs Group melaporkan konsistennya peningkatan pasokan tembaga membuat perbankan terus memandang komoditas itu dalam tren pelemahan untuk dalam jangka panjang.
Harga tembaga jatuh sepanjang tahun ini karena permintaan yang melambat dari Eropa dan China seiring ekonomi yang belum tumbuh, produksi yang terus tumbuh hingga membuat tembaga banjir dipasaran, dan biaya deflasi, tulis dalam laporannya.
Pada perdagangan hari ini, sampai pukul 11.32 WIB harga tembaga tiga bulan di LME turun 0.4% menjadi US$5.672 per metrik ton, sedangkan tembaga berjangka di New York Commodity Exchange (Comex) turun 0.2% menjadi US$2,58 per pon.