Bisnis.com, LONDON – Harga tembaga terjatuh seiring kekhawatiran pasar terkait potensi perlambatan inflasi di China mengancam permintaan komoditas logam industri tersebut.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam Vision Financial Market, mengatakan data ekonomi dari China sempat membuat pasar semakin pertanyakan potensi permintaan dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Apalagi, didukung potensi perlambatan inflasi.
“Yang jelas bila data China buruk, maka nasib buruk juga akan dialami oleh harga Tembaga,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Rabu (11/2).
Harga tembaga pun berpotensi tertekan sampai penutupan perdagangan pada malam tahun baru China nanti. Pasalnya, permintaan China semakin turun menjelang libur tahun baru tersebut.
Pada perdagangan kemarin sampai pukul 18:58 WIB, harga tembaga di New York Commodity Exchange (COMEX) naik 0,98% menjadi US$2,57 per pon atau US$5.140 per metrik ton, sedangkan harga tembaga di London Metal Exchange (LME) turun 1,4% menjadi US$5.595 per metrik ton.