Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini diprediksi masih akan dibayangi oleh aksi profit taking yang dilakukan investor.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan pekan lalu melemah 0,77% ke 5.148,37. Sektor industri dasar dan kimia turun paling dalam, yakni 4,77%. Investor asing mencatatkan jual bersih Rp333,4 miliar. Adapun, kinerja saham emiten semen rontok setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan penurunan harga semen Rp3.000 per zak.
Pada saat yang sama juga, presiden mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji. Analis PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan IHSG akan berada di fase konsolidasi pada perdagangan Senin (19/1/2014). Dia memprediksi IHSG akan berada pada level support 5.113-5.125 dan level resistance 5.200.
“Masih ada kemungkinan aksi profit taking. Sentimen masih dari regional yang memang sedang melemah dan juga pengumuman penurunan harga energi dan semen kemarin,” kata Satrio kepada Bisnis.com, Ahad (18/1/2015).
Analis PT Woori Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan sentimen positif dari penurunan harga BBM, elpiji dan semen tampaknya belum sepenuhnya direspons positif oleh investor.
Sinyal profit taking juga diperkirakan masih berlanjut pada perdagangan Senin. “Tetap harus dicermari potensi pelemahan lanjutan, meskipun kami masih berharap adanya technical rebound,” katanya.
Sepanjang pekan ini, IHSG diperkirakan akan mengalami tekanan di tengah harapan adanya penguatan. “Tapi di luar harapan itu, IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan bila aksi-aksi profit taking lebih besar.”