Bisnis.com, LONDON - Manuver negara anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) kembali menenggelamkan harga minyak mentah dunia hingga menyentuh level US$52 per barel.
Arab Saudi memutuskan yang memberi diskon bagi pembeli di Eropa yang kemudian membuat harga minyak jenis Brent jatuh ke posisi terendah sejak 2009.
Bjarne Schieldrop, Kepala Analis Komoditas SEB, mengatakan langkah Arab Saudi yang rela memangkas harga demi mempertahankan konsumen tersebut berpotensi memperpanjang episode tekanan terhadap harga minyak.
Ditambah lagi, katanya, Arab Saudi terus menambah suplai. "Terang saja, Arab Saudi kian memperkuat penguasaan pasar di Eropa," ungkapnya, Selasa (6/1/2015).
Usai pertemuan tahunan pada akhir November 2014, dua produser besar OPEC yaitu Irak dan Kuwait justru memberi diskon untuk pembeli di
Asia. Sementara, Arab Saudi memilih mengerek harga.
Sebelumnya, Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Bin Mohammed al-Mazroui berharap korporasi minyak yang mengandalkan minyak shale asal AS mulai terpapar anjloknya harga minyak.
"Kami akan menunggu setidaknya sampai kuartal pertama 2015 untuk melihat apa yang akan terjadi," kata Suhail.