Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENDAPATAN TIPHONE: 2015, Ditargetkan Tumbuh 32%

Emiten ritel telekomunikasi PT TiPhone Mobile Indonesia Tbk (TELE) optimistis pendapatan perseroan sepanjang 2015 mendatang tumbuh signifikan sebesar 32,14% menjadi Rp18,5 triliun.
Produk Tiphone. Targetkan pertumbuhan pendapatan 32% pada tahun depan/TiPhone
Produk Tiphone. Targetkan pertumbuhan pendapatan 32% pada tahun depan/TiPhone

Bisnis.com,  JAKARTA--Emiten ritel telekomunikasi PT TiPhone Mobile Indonesia Tbk (TELE) optimistis pendapatan perseroan sepanjang 2015 mendatang tumbuh signifikan sebesar 32,14% menjadi Rp18,5 triliun.

Komisaris Utama TiPhone Mobile Hengky Setiawan menyatakan perseroan optimistis raih pendapatan tahunan 2015 senilai Rp18,5 triliun.

"Sedangkan pendapatan tahun ini dapat dipastikan menyentuh angka Rp14 triliun," ujarnya saat dihubungi Bisnis, (23/12/2014).

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2014, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp6,31 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 40,43% dari periode tengah tahun sebelumnya yang tercatat Rp4,49 triliun.

Meski demikian, menurut Hengky target margin laba tahun depan masih disetarakan dengan tahun ini mengingat fokus perseroan masih dalam koridor penjualan voucher telekomunikasi pra-bayar.

Terkait perjanjian peminjaman senilai US$100 juta atau setara Rp1,24 triliun (kurs tengah BI 23/12), Hengky menjelaskan aksi perseroan tersebut hanya merupakan bridging loan alias pinjaman jangka pendek untuk mengatasi kekurangan dana sementara sebelum dana lain diperoleh.

"Pinjaman US$100 juta itu hanya untuk bridging beberapa bulan saja," ungkap Hengky.

Seperti diketahui melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada 18 Desember lalu, perseroan melalui anak usahanya PT Telesindo Shop, PT Mitra Telekomunikasi Seluler, PT Perdana Mulia Makmur dan PT Poin Multi Media Nusantara, sebagai penerima pinjaman senilai US$100 juta dari Standard Chartered bank dan Dubai International Financial Centre.

Pinjaman yang disebut sebagai perjanjian fasilitas kredit tersebut jatuh tempo hanya dalam waktu enam bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.

Disebutkan pula dana yang diraih nantinya akan digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dengan harapan meningkatkan pendapatan terkonsolidasi induk usaha sebesar 28% dari tahun sebelumnya. Sebagian fasilitas kredit, juga akan digunakan untuk membiayai modal kerja akibat peningkatan penjualan.

Di sisi lain, dana tersebut akan digunakan untuk menkonsolidasi sebagian hutang bilateral serta untuk mempertahankan debt to equity ratio alias rasio hutang terhadap modal perseroan tetap di bawah angka dua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sanjey Maltya
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper