Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indosat Tbk. akan gunakan hasil penerbitan obligasi senilai Rp2,5 triliun untuk melunasi pinjaman bank dan membayar biaya hak penggunaan frekuensi.
Prospektus Indosat yang terbit Senin, (8/12/2014), menyebut sekitar 78% atau Rp1,8 triliun dari dana hasil obligasi digunakan untuk melunasi pinjaman rupiah dan dolar AS. Rinciannya, perseroan berkode saham ISAT itu akan mengucurkan Rp1 triliun untuk melunasi sebagian pinjaman dari Bank Central Asia yang bernilai total Rp1,5 triliun.
Lantas, ISAT akan menggelontorkan Rp550 miliar pinjaman dari Bank Negara Indonesia senilai total Rp700 miliar. Juga menggelontorkan Rp250 miliar untuk melunasi seluruh pinjaman dari Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ.
Sisa hasil penawaran obligasi, atau 22%, dipakai untuk membayar biaya hak penggunaan (BHP) izin pita spektrum frekuensi radio penyelenggara jaringan bergerak selular di pita frekuensi 800 MHz, 900 MHz, dan 1.800 MHz untuk periode 15 Desember 2014-14 Desember 2015. Adapun, lisensi jaringan tersebut berjangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjagn untuk 10 tahun berikutnya.
Sementara, seluruh dana hasil penawaran umum sukuk ijarah akan digunakan untuk membayar BHP izin pita spektrum frekuensi radio 800 MHz, 900 MHz, dan 1.800 MHz untuk 15 Desember 2014-14 Desember 2015. Lisensi jaringan tersebut berjangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjagn untuk 10 tahun berikutnya.