Bisnis.com, JAKARTA—Moody’s Investors Service menarik peringkat PT Adaro Indonesia di Ba1 dengan outlook stabil.
Dalam keterangan resminya, Selasa (02/12/2014), lembaga pemeringkat itu menyatakan penarikan dilakukan berdasarkan pertimbangan bisnis.
Adaro Indonesia merupakan anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dengan kepemilikan saham sebesar 100%.
Adaro Indonesia memiliki wilayah konsesi seluas 358 kilometer persegi di Tabalong, Kalimantan Selatan. Total sumber daya di konsesi ini mencapai 4,9 miliar ton.
Pada Oktober, perseroan mempercepat pelunasan obligasi yang diterbitkan pada 2009 senilai US$800 juta. Dananya berasal dari pinjaman US$1 miliar dan kas internal perusahaan. Pelunasan tersebut diklaim membuat perusahaan dapat menghemat beban bunga hingga US$40 juta per tahun.
Selama sembilan bulan pertama 2014, ADRO membukukan pendapatan US$2,5 miliar atau tumbuh 3% secara tahunan. Hal ini didorong naiknya volume penjualan sebesar 8% menjadi 42,2 juta ton. Namun, laba bersih justru mengalami penurunan 29% menjadi US$220,46 juta.