Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SIDO Serius Garap Pasar Industri Farmasi

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Tbk (SIDO) melalui anak perusahaannya PT Berlico Mulia Farma, serius menggarap pasar farmasi guna mengejar penjualan secara nasional Rp700 triliun sesuai roadmap 2025.
Presiden Direktur Sido Muncul (SIDO) Irwan Hidayat./JIBI
Presiden Direktur Sido Muncul (SIDO) Irwan Hidayat./JIBI

Bisnis.com, SEMARANG—PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Tbk (SIDO) melalui anak perusahaannya PT Berlico Mulia Farma, serius menggarap pasar farmasi guna mengejar penjualan secara nasional Rp700 triliun sesuai roadmap 2025.

Pasca menjadi perusahaan terbuka pada 18 Desember 2013 lalu, Sido Muncul Group mengakuisisi perusahaan farmasi asal Yogyakarta, PT Berlico Mulia Farma. Akuisisi yang dilakukan pada 1 September 2014 dengan menggunakan dana internal senilai Rp124,9 miliar.

Presiden Direktur Sido Muncul (SIDO) Irwan Hidayat mengatakan pasar industri farmasi sangat potensial untuk kebutuhan domestik dan mancanegara. Apalagi, awal tahun ini pemerintah menerapkan program jaminan kesehatan nasional (JKN) dengan memanfaatkan kebutuhan obat untuk peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) yang diprediksi terus meningkat.

Irwan mengatakan pasar penjualan farmasi tahun ini diangka Rp55 triliun. Namun potensi penjualan bakal menguat pada 2015 yang diprediksi bisa menyentuh angka Rp70 triliun.

“Kalau sesuai roadmap 2025, penjualan bisa mencapai Rp700 triliun. Angka itu didapat dari penjualan ekspor Rp250 triliun dan pasar domestik senilai Rp450 triliun. Jadi kami serius menggarap pasar farmasi,” papar Irwan kepada Bisnis di Semarang, Jumat (28/11).

Mengenai harga, Irwan mengatakan siap bersaing dengan merek dari perusahaan farmasi lain. Dia tidak meragukan kualitas produk farmasi dari anak perusahaannya, PT Berlico yang telah berproduksi sejak 1994 di Kalasan, Yogyakarta.

Saat ini, anak perusahaan SIDO telah memproduksi lebih dari 80 jenis produk yang terdiri dari ethical, OTC, suplemen, obat herbal dan akan terus berkembang dengan obat-obatan golongan cephalosporin dan sebagainya. 

Berbagai merek produk yang dipasarkan antara lain Anacetine (Obat Penurun Panas), Combicitrine (Obat Cacing), Berlosid (Obat Mag), Anabion (Multivitamin Anak-anak), Suprabion (Multivitamin untuk Orang Dewasa), dan Minyak Telon cap 3 anak.

Selain itu, Berlico telah melakukan kerja sama dengan 50 Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk mendistribusikan produk perusahaan ke lebih dari 16 kota besar di seluruh Indonesia. Selanjutnya, Berlico juga akan terus meningkatkan jumlah kerja sama dengan PBF, baik dalam maupun luar negeri.

“Jika kemungkinan ada penambahan jenis produk, ya kami siap. Karena saya melihat market-nya ke depan akan lebih baik. Dan saya sendiri pernah bekerja di industri farmasi selama dua tahun, jadi tahu produk apa yang harus dikembangkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Darodjatun Sanusi mengatakan investasi yang dilakukan industri farmasi saat ini senilai Rp3 triliun-Rp3,5 triliun yang dipergunakan untuk mendirikan unit industri baru guna menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA 2015.

Darojatun mengatakan pertumbuhan industri farmasi tahun ini diperkirakan sekitar 9%-11%. Adapun target penjualan industri farmasi pada 2014 senilai Rp62 triliun atau meningkat 13% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu diakui dipengaruhi banyaknya permintaan obat generik dalam program JKN. “Bagi [perusahaan farmasi] yang ikut di dalam supply JKN memang omzetnya tinggi, tapi labanya kecil. Ini karena diberlakukan e-catalog seperti sistem lelang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper