Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan, Jumat (7/11/2014) besok diprediksi masih tertekan seiring ketidakjelasan waktu penaikan harga bahan bakar minyak.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Kamis (6/11/2014) tercatat melemah 32,6 poin atau 0,64% ke level 5.034,23. Indeks bergerak pada kisaran 5.029,95 hingga 5.074,25. Dari 503 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 108 saham menguat, 174 saham melemah, dan 220 saham stagnan.
Pelemahan ini empat kali berturut-turut terjadi selama sepekan ini. Meski melemah, investor asing melakukan aksi beli atau net buy pada perdagangan di bursa saham Indonesia, hari ini. Berdasarkan rekapitulasi perdagangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi jual investor asing itu mencapai Rp351,25 miliar atau 571,61 juta lembar saham.
Hari ini terdapat total 4,74 miliar lembar saham yang ditransaksikan dengan nilai sekitar Rp4,73 triliun. Sepanjang perdagangan minggu lalu, investor asing telah melakukan aksi beli sebanyak empat kali dengan jumlah total sekitar Rp3,15 triliun.
Analis PT MNC Securities Reza Nurgraha mengatakan pemerintah memang sudah mengumumkan akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebelum Januari 2015. Meski demikian, pemerintah belum dengan pasti memutuskan kapan itu dilakukan. Menurutnya, ketidakjelasan itu membuat investor wait and see.
Selain itu, pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal III yang hanya 5,01% atau tidak sesuai harapan membuat indeks terpengaruh.
“Kalau diakumulasikan sepanjang tahun baru 5,11%, padahal target di APBNP itu 5,5%, sehingga itu membuat tekanan sendiri di bursa,” tambahnya.
Reza memprediksi, IHSG besok akan berada pada level support 5.010 dan level resisten 5.080. “Tekanan masih terjadi, lebih karena wait ande see atas ketidakjelasan kenaikan harga BBM.”