Bisnis.com, JAKARTA - Harga kedelai mencatat penurunan tertinggi untuk dua hari dalam empat bulan terakhir setelah para petani memanen komoditas itu lebih awal dari perkiraan di Amerika Serikat sebagai penghasil kedelai terbesar dunia.
Panen kedelai hingga 2 November sudah tercatat 83% atau naik dari 70% dari pekan sebelumnya, menurut Departemen Pertanian AS (USDA) sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (5/11/2014).
“Panen maju lebih cepat dari perkiraan dan para petani menjual lebih banyak hasil panen akibat kapasitas gudang mulai terbatas,” ujar Greg Grow, direktur agrobisnis pada Archer Financial Services Inc.
Hasil panen kian membesar dan USDA tampaknya akan mengonfirmasi peningkatan stok dalam laporan bulanannya pekan depan.
Kontrak kedelai untuk pengiriman Januari turun 1,9% menjadi US$10,0975 per bushel pada pukul 13:15 di bursa Chicago Board of Trade.
Harga komoditas itu turun 3,8% selama dua hari atau penurunan terbesar sejak 1 Juli.
Harga kedelai menguat 15% akibat curah hujan membuat panen tertunda.
Selain itu kendala transportasi juga membuat harga komoditas untuk bahan pakan ternak itu menguat.