Bisnis.com, JAKARTA—PT Phapros Tbk. akan merealisasikan rencana penawaran umum per dana atau initial public offering (IPO) pada akhir 2015, molor dari yang di targetkan sebelumnya semester pertama tahun depan. Kinerjanya juga kinclong.
Dibandingkan dengan perusahaan farmasi pelat merah lainnya, pertumbuhan laba Phapros merupakan yang paling tinggi. PT Kimia Farma Tbk. membukukan per tumbuhan laba pada kuartal III/2014 se besar 19,3% dari Rp121,2 miliar pada 2013 menjadi Rp145 miliar. Sementara itu, PT Indofarma Tbk. masih mendulang rugi Rp35,67 miliar.
Direktur Keuangan Phapros Budi Ruseno mengatakan pihaknya sedang menyeleksi sekuritas yang berstatus badan usaha milik negara (BUMN) sebagai penjamin emisi. Beberapa nama yang menjadi kan didat adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Da nareksa Sekuritas, dan PT Bahana Securities.
“Sampai saat ini banyak pihak yang menyatakan minatnya. Bahkan kalau seka rang kita lepas saham, mayoritas perusahaan farmasi lainnya juga langsung mau,” katanya dalam pertemuan di kantor redaksi Bisnis Indonesia, pekan lalu.
Perusahaan pelat merah ini akan melepas sahamnya sekitar 20% dengan target dana segar mencapai Rp500 miliar.
Budi menuturkan dana hasil IPO ini akan digunakan untuk membangun pabrik di Ungaran, Jawa Tengah yang diperkirakan menelan dana sekitar Rp330 mi liar. Selain itu, sisa dana juga akan dipakai untuk penambahan modal kerja dan eks pansi lainnya.
Iswanto, Direktur Utama Phapros, mengatakan pabrik tersebut akan mulai di ba ngun pada awal 2015.
Pembangunan pabrik diperkirakan ber langsung 1,5 tahun. Untuk tahap awal, per seroan akan mengandalkan kas internal un tuk membangun fasilitas gedung di atas lahan seluas 10 hektare.
Me nurutnya, in vestasi paling besar akan di gelontorkan per usahaan pada 2016 untuk membeli me sin-mesin produksi.
“Walaupun target IPO kami baru di laku kan pada akhir 2015, untuk bangun pa brik ini kami tidak akan mencari pinjaman lain,” katanya.
Kinerja BUMN farmasi pelat merah ini se lama sembilan bulan pertama tahun ini lu mayan mentereng.
Ini terlihat dari penjualan perusahaan yang tumbuh 12% menjadi Rp400 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba bersih Pha pros juga terkerek 24% menjadi Rp18 miliar.
Hingga akhir tahun, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini mematok target penjualan Rp620 miliar atau naik 19% dibandingkan dengan Rp521 mi liar pada tahun lalu.
Sementara itu, laba perusahaan juga di ha rapkan bisa mencapai Rp58 miliar atau naik 25,8% dibandingkan dengan Rp43 mi liar pada tahun lalu.
Iswanto menuturkan salah satu upaya yang diterapkan perseroan untuk menggen jot laba adalah dengan melakukan sejumlah jurus efisiensi. Selain me mang kas proses produksi, produsen merek Antimo ini juga melakukan penghematan ener gi.
“Sebelumnya untuk membuat satu tablet harus melalui 11 tahap. Setelah ganti mesin prosesnya jadi lima tahap,” katanya.