Bisnis.com, JAKARTA- Harga surat utang negara atau SUN menguat pada sesi perdagangan pekan lalu, diikuti oleh pelemahan imbal hasil.
Berdasarkan hasil riset Kresna Securities Yield SUN FR69 dengan tenor 5 tahun turun 16 bps, FR70 bertenor 10 tahun turun 21 bps, FR71 dengan tenor 15 tahun turun 26 bps, dan FR68 bertenor 20 tahun turun 26 bps.
“Penguatan ini dipicu oleh ekspektasi bahwa likuiditas di pasar global masih akan cukup, terutama setelah ECB (european central bank/ bank sentral Eropa) berencana akan menaikkan jumlah stimulus,” demikian tercantum dalam riset Kresna Securities yang diterima Bisnis, Senin (27/10/2014).
ECB dikabarkan akan meningkatkan ekspansi moneternya, termasuk melakukan pembelian obligasi korporasi sebelum akhir 2014. Sentimen tersebut memicu aksi ambil untung pada SUN Jerman dan Perancis, dan membuat imbal hasil naik 3bps ke level 0,89% dan 1bps ke level 1,30%.
Pelaku pasar juga semakin optimis akan membaiknya kondisi ekonomi AS, terutama setelah data penjualan rumah AS melampaui ekspektasi pasar dan mendorong yield SUN AS tenor 10 naik 7 bps ke level 2,27%.
Di tengah meningkatnya minat pada aset safe haven, jelas riset dari Kresna Securities, pasar primer Indonesia masih relatif kuat.
“Pada lelang sukuk yang dilakukan pada pekan lalu (21/10/2014), total permintaan yang masuk mencapai Rp3,6triliun, lebih tinggi dari target indikatif sebesar Rp1,5 triliun, dan pemerintah menyerap keseluruhan penawaran,” terang riset itu.