Bisnis.com, LONDON -- Kedelai terus memperpanjang masa-masa terperosok paling dalam sejak 2010 di Chicago Board of Trade akibat produksi di Amerika Serikat terus meningkat.
Graydon Chong, analis Rabobank International, mengatakan kedelai yang tumbuh amat baik membuat komoditi itu tetap terjaga di level terendah.
"Kedelai benar-benar membutuhkan permintaan yang mengejutkan untuk bisa kembali membawa harga bisa bergerak lebih positif," ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (26/8).
Departemen Pertanian AS melaporkan sampai 24 Agustus 2014 lalu tercatat 70% kedelai dalam kondisi yang baik jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 58%.
Pada penutupan Selasa (26/8) Seluruh tanaman biji-bijian utama tercatat memerah. Kedelai mengalami pelemahan paling dalam dibandingkan komoditas biji-bijian lainnya.
Kedelai tercatat menurun di CBOT pada penutupan Selasa (26/8) sebesar 0,36% menjadi US$10,25 per bushel. Sedangkan, Jagung menurun sebesar 0,07% menjadi US$3,67 per bushel. Lalu, untuk gandum masih terjebak di level US$5,54 per bushel.
Kedelai Terus Terpuruk ke Level Terendah
Kedelai terus memperpanjang masa-masa terperosok paling dalam sejak 2010 di Chicago Board of Trade akibat produksi di Amerika Serikat terus meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
4 jam yang lalu