Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI BURSA (25/8/2014): IHSG Berpotensi Menguat Terbatas

Setelah menguat 0,81% sepanjang pekan lalu, indeks harga saham gabungan diprediksi tetap berada di zona hijau meski tetap diwarnai konsolidasi pasar serta kemungkinan terjadinya profit taking.
  IHSG berpotensi menguat terbatas. /
IHSG berpotensi menguat terbatas. /

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah menguat 0,81% sepanjang pekan lalu, indeks harga saham gabungan diprediksi tetap berada di zona hijau meski tetap diwarnai konsolidasi pasar serta kemungkinan terjadinya profit taking.

Setelah naik berturut-turut sejak Senin (18/8/2014) hingga Kamis (21/8/2014), indeks ditutup di zona merah pada Jumat (22/8/2014). Padahal, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menyentuh level tertinggi tahun ini di 5.223,26 sebelum aksi jual bersih investor membuatnya berakhir terkoreksi 0,14% ke 5.198,9.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan indeks bisa melanjutkan penguatannya pekan ini meskipun terbatas. “Selama resistennya di atas 5.150, sinyalnya tetap positif,” ujarnya kepada Bisnis.com pada Minggu (24/8/2014).

Satrio menilai pasar masih melakukan konsolidasi, terlihat dari berkurangnya net buy investor asing pada penutupan perdagangan pekan lalu. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) memperlihatkan pada Jumat (22/8/2014) terjadi net buy asing sebesar Rp71,6 miliar.

Angka tersebut memang lebih rendah dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Pada Rabu (20/8/2014), tercatat aksi beli bersih sekitar Rp515,5 miliar dan sehari setelahnya senilai Rp409,7 miliar.

Dari kondisi dalam negeri, Satrio memandang angka inflasi dan defisit neraca perdagangan menjadi beberapa hal yang dicermati oleh pelaku pasar. Sementara, situasi ekonomi global dinilai belum berpengaruh signifikan.

Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada menuturkan sempat ada kekhawatiran bank sentral AS bakal segera menaikkan suku bunganya. Namun, hal itu ternyata tidak terbukti menyusul pertemuan di Jackson Hole, AS antara The Fed dengan Federal Open Market Committee (FOMC) pada akhir pekan lalu.

Tetapi, aksi profit taking diperkirakan masih membayangi pergerakan IHSG sepanjang pekan ini. “Support diproyeksi berada di 5.138-5.188 dan resisten di level 5.220-5.238,” sebut Reza.

Dihubungi terpisah, Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menyinggung tidak adanya faktor penopang indeks dari dalam negeri sehingga investor diperkirakan akan lebih banyak menjual portofolionya. Namun, jika terjadi pelemahan dia memproyeksi koreksi tetap terjadi di rentang yang wajar.

“Sektornya kemungkinan bergantian dengan yang sudah melemah sebelumnya. Pergerakan indeks di rentang 5.100-5.200, pekan ini,” tukas Kiswoyo.

Pada penutupan pekan lalu, koreksi terbesar dialami sektor aneka industri yang turun 0,64%. Sektor konsumer mengikuti setelah melemah 0,49%, disusul infrastruktur 0,38%, pertambangan 0,25%, manufaktur 0,23%, properti 0,19%, serta perdagangan dan jasa 0,01%.

Hanya tiga sektor yang bergerak menguat, yakni industri dasar dan kimia yang tumbuh 0,63%, agribisnis 0,08%, dan finansial 0,06%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper