BIsnis.com, JAKARTA - Harga aluminium di London Metal Exchange turun dari level tertinggi selama 18 bulan terakhir karena data manufaktur China - konsumen logam terbesar dunia - lebih buruk dari yang diperkirakan.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Negeri Tirai Bambu itu sudah terlihat dari data pekan lalu yang menunjukkan penurunan pertumbuhan kredit dan produksi industri.
Analis UOB Kay Hian Ltd Hong Kong, Helen Lau mengatakan tanda-tanda perlambatan ekonomi di China akan meredam sentimen yang selama ini mendorong harga aluminium.
“Hasil tersebut akan mempengaruhi permintaan untuk logam,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Pada Kamis (21/8/2014) malam, kontrak aluminium untuk pengiriman tiga bulan di LME turun 0,6% ke level US$2.064,5 per metrik ton. Adapun pada hari sebelumnya logam ini ditutup di level US$2.076 per metrik ton, tertinggi sejak 20 Februari 2013.