Bisnis.com, JAKARTA -- Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), akan mengoperasikan pabrik minuman pada akhir 2014 demi memperluas bisnis minuman non-alkohol.
INDF telah berkongsi dengan Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte. Ltd., Singapura, untuk memasuki bisnis minuman non-alkohol pada Juli 2012 untuk membangun perusahaan patungan di bisnis minuman non-alkohol. Keduanya ditaksir telah menggelontorkan investasi sekitar Rp2,54 triliun.
Mengawali penetrasinya, keduanya membesut dua perusahaan sekaligus, yakni PT Asahi Indofood Beverage Makmur dan PT Indofood Asahi Sukses Beverage. Dua entitas itulah yang disiapkan untuk berakselerasi memproduksi dan memasarkan produk minuman non-alkohol di Indonesia.
Akhir tahun lalu, perusahaan patungan tersebut masuki kategori minuman teh siap minum (ready-to-drink tea) di Tanah Air dengan merek Ichi Ocha. Lantas, keduanya berencana meluncurkan produk berkateogori minuman kopi siap minum (ready-to-drink coffee) dan function drink pada 2014.
Kabar teranyar, pabrik tersebut akan segera beroperasi pada akhir tahun ini.
"Pabrik akan beroperasi pada akhir tahun ini," ujar Franciscus Welirang, Direktur INDF sekaligus Komisaris ICBP, Selasa, (19/8).
Dia enggan memberikan penjelasan lebih rinci soal itu. Menurutnya, perseroan akan menggenjot bisnis minuman, terutama dairy product seperti susu dan es krim.
"Dairy product seperti susu dan es krim, tapi tidak sehebat Walls," kata Franciscus sembari tertawa.
ICBP mendulang penjualan neto pada semester I/2014 sebesar Rp15,52 triliun, naik 23,37% dari semester I tahun lalu senilai Rp12,58 triliun. Laba bersih tumbuh 6,35% menjadi Rp1,34 triliun pada enam bulan pertama tahun ini dari periode sama tahun lalu sebesar Rp1,26 triliun.
Kelompok usaha mengklasifikan kegiatan usahanya menjadi enam divisi, yakni mi instan, dairy (produk susu), penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman.
Segmen minuman pada semester I tahun ini berkontribusi senilai Rp824,51 miliar atau 5,31% terhadap total penjualan neto.
Divisi mi instan masih menjadi penyumbang penjualan terbesar, yakni Rp10,3 triliun atau 66,37% terhadap total penjualan neto.