Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Intiland Development. Tbk telah menggunakan sekitar Rp700-800 miliar belanja modal tahun ini, dari total sekitar Rp1,8 triliun.
Dana itu digunakan untuk pengembangan berbagai proyek. Tahun ini, perseroan berkode emiten DILD itu lebih banyak menyiapkan proyek superblok dan high rise residential ketimbang landed housing alias perumahan tapak.
Executive Director Capital & Investment Management Intiland Development (DILD) Archied Noto Pradono mengatakan pihaknya masih berkonsentrasi di Jakarta dan Surabaya. “Sampai saat ini sudah terpakai Rp700-800 miliar,” sebutnya, Kamis (14/8/2014).
Proyek-proyek yang sedang dikembangkan antara lain South Quarter, 1Park Avenue, dan Regatta di Jakarta, serta Spazio Tower dan Praxis di Surabaya. Sementara, proyek pulau buatan di Pantai Mutiara, Jakarta baru dimulai pertengahan 2015.
Archied menuturkan perseroan sedang berupaya menambah porsi recurring income, atau pendapatan berulang. Saat ini, persentasenya masih sekitar 10% dari total pendapatan yang diperoleh. DILD mengharapkan dalam waktu 2 tahun diharapkan dapat mencapai kisaran 20%-30%.
South Quarter, yang berupa proyek superblok yang memiliki area perkantoran dan komersial, serta gedung perkantoran Spazio Tower bakal menjadi sumber recurring income baru DILD. Dari proyek perkantoran di South Quarter yang nilai investasinya Rp1,2 triliun, perseroan memerkirakan dapat memeroleh pendapatan berulang sebesar Rp150 miliar per tahun.
“Untuk Spazio, dari 20 ribu meter persegi areal perkantoran yang dibangun, kami akan simpan dua lantai untuk disewakan. Sisanya dijual,” tambah Archied.
Di Spazio juga akan ada hotel dengan 150 kamar, meski perusahaan belum memutuskan akan menjual atau menyewakannya. Pembangunan proyek Spazio bakal dimulai pada kuartal ketiga 2014, dan diproyeksi menghabiskan Rp400-500 miliar.
Dia mengaku pihaknya sedang memersiapkan kawasan industri baru seluas 500 hektare di Jawa Timur. Kawasan industri ini disiapkan menjadi pengganti Kawasan Industri Ngoro di Surabaya yang lahannya akan habis dalam 4-5 tahun ke depan.
Sayangnya, Archied enggan menjelaskan lebih detil tentang pengembangan kawasan industri baru ini. Dia hanya mengatakan proses akusisi lahan masih berlangsung.